Kompartemen Kecil; #4 Teman Hidup

Usia itu sebenarnya hitungan maju atau mundur?

Karena biasanya maju adalah bertambah sedangkan mundur adalah berkurang. Realitanya, kita selalu memakai dua fakta itu bersamaan ketika membahas usia. Akhirnya, jadilah bahasan yang selalu berakhir ambigu karena banyaknya persepsi yang tidak ditemukan kesimpulan pastinya.

Bicara usia berarti juga bicara tentang hidup.

Karena usia ada ketika seseorang memulai kehidupannya lantas berhenti kala batu nisan telah dituliskan namanya.

Hidup itu tentang banyak hal. Dan hidup itu tak mungkin berjalan seorang diri. Bagi siapapun dan apapun yang memahami apa itu hidup. Hidup bukan mesin otomatis yang sekali dijalankan akan berjalan lancar sampai ia dimatikan. Karena hidup itu siklus, proses panjang dan besar, penuh lika-liku dan ketersinggungan antara satu dan lain hal.

Hidup memang milik masing-masing. Sebagaimana waktu yang berjalan dengan berbeda di tiap zonanya. Tapi, itu akan jadi ‘sesuatu’ ketika jalan hidup kita tak lagi bersinggungan melainkan bertemu di titik X dengan kehidupan orang lain, untuk kemudian menjadi satu arah visi dan misinya.

Apa yang tadi disebutkan?

Dan hidup itu tak mungkin berjalan seorang diri. 

Maka, ia adalah seorang teman hidup.

Teman untuk bercerita, teman untuk bertengkar, teman untuk menumpahkan tangis, teman untuk saling berbagi tawa, teman seperjuangan, teman yang akan menyemangati, teman makan, teman diet, teman untuk menghalau rasa takut, teman yang akan bersedia menggenggam tanganmu whenever you need, teman seperjalanan, teman untuk pulang, a friend who will lightening your way, dan sekali lagi, ia adalah Teman Hidup.

Apa tujuan kita hidup untuk mencari seorang teman hidup?

Sepertinya, tidak.

Itu… hanya salah satu momentum precious yang akan melontarkan kita ke level kehidupan selanjutnya.

Sayang, Tuhan yang Maha Kuasa menyimpan urusan ini sendiri. 

Rahasia. 

Kepastian siapa, dimana dan kapan akan diketahui pada saatnya. Like, surprise. Kita boleh ingin tahu, tapi, kebanyakan orang malah jadi tak sabar. Karena iming-iming bahagianya hidup jika berteman seorang. Dan akhirnya memaksa cerita hidup sendiri tak lagi absolut dipegang oleh-Nya. 

Leave a comment