I am Loved

Malam ini suasana hati saya sedang baik. Teringat masa lalu karena lagu One Ok Rock-Kanzen Kankaku Dreamer.

Dulu, saya itu benar-benar seorang pemimpi. Segudang angan ada di tangan dan pikiran. Seiring waktu berlalu, kepalan jemari mulai melepas satu persatu mimpi yang saya punya. Menurut saya, saat itu situasi tidak mendukung saya untuk tetap menggenggam semua mimpi saya. Kesulitan, air mata, rasa berat di hati mengiringi hari-hari saya waktu itu. Menjadikan saya seorang pemurung dan pemarah yang kehilangan mimpi-mimpinya. Dipaksa berhadapan dan beradaptasi dengan realita kehidupan.

Saat itu, saya kira semuanya jahat kepada saya. Takdir Tuhan terlalu menyakitkan untuk disyukuri. Tak ada satupun yang berjalan sesuai rencana. Saya menyalahkan semua orang dan semua hal. Menganggap diri paling terpuruk dan mengemis rasa peduli orang-orang.

Seiring waktu berlalu, saya bertumbuh dan berkembang. Terus melangkahkan kaki setiap harinya, bergerak. Mempertahankan detak jantung dan nafas di dada. Sedikit demi sedikit saya menyadari bahwa saya telah beranjak dewasa. Bukan lagi remaja. Belajar bertanggung jawab sepenuhnya atas hidup saya. Bukan hanya fisik saya yang berubah, tetapi juga pikiran saya. Pada titik ini, saya melihat ke belakang. Tempat segala kelam yang saya miliki bersemayam dalam diam, dalam kenangan.

Anehnya, saya malah ingin tersenyum. Mengingat kembali skenario Tuhan yang dibuat khusus untuk hidup saya. Dan saya, kini, bersyukur atas itu. Segala kepahitan, kesulitan dan air mata saya kemarin telah terbayar hari ini. Jika dahulu saya tidak tenggelam dalam palung terdalam diri saya, saya tidak akan menyadari ada sebuah kekuatan besar yang akan membantu dan menyelamatkan saya kapanpun saya butuh selama saya masih percaya kepada-Nya. Bukan seperti pesawat kertas yang tenggelam setelah melayang kemudian mendarat di atas air, saya menjadi pegas yang setelah ditekan akan melenting lebih kuat.

Mungkin saya sedikit banyak lupa tentang harapan dan doa-doa saya di masa lalu, tetapi saat satu persatu mulai terwujud menjadi kenyataan. Tuhan mengingatkan dan menyadarkan saya, bahwa Ia selalu mendengar apa yang saya bisikkan dalam hati terdalam saya selama ini. Sesederhana apapun itu, atau sesulit apapun itu kelihatannya, Maha Rahman selalu mendengar doa-doa kita.

Tahun 2020, usia saya 24 tahun, dan saya baru belajar mencintai Tuhan saya, Rabb saya, pemilik saya. Allah Ta’ala.

Leave a comment