Do we own our live?

Tidak.

Setidaknya bagiku, jawabannya tidak.

Makin dipikirkan, makin aku sadar bahwa hidupku bukan hanya milikku. Karena kebebasan yang sejak awal harusnya nyata dan jelas ketika memiliki sesuatu, tak bekerja dengan cara yang sama pada hidup manusia.

Kita, hamba dan bukan pencipta. Sadari bahwa seorang hamba tidak memiliki kuasa apapun terhadap apa yang dia kira dimiliki hanya karena itu semua terasa dekat dengan raga.

.

.

Tapi, aku masih menemukan diriku sulit melepaskan itu. Gagasan tentang jiwa yang bebas melakukan apa yang membuat hatinya ringan masih tertahan di hati dan pikiran. Meskipun berkali-kali orang bijak memperdengarkan jawabannya, tak juga aku bisa mengubah pikiran, membelokkan keyakinan. Bahwa, memang kebebasan untuk manusia sifatnya kontekstual dan bersyarat.

Doakan aku, ya.

Leave a comment