Welkom, April!

Lebih mudah, lebih menyenangkan, lebih membuat berdebar, lebih seru, lebih instan, lebih terasa dunia, lebih semu.

Aku masih duduk di sana. Menempati tempat yang kebanyakan dari teman-temanku sudah jengah dan beranjak meninggalkannya. Mereka sudah menyadari bahwa tempat ini bukanlah tempat yang tepat. Bukan sesuatu yang bijak dijaga lebih lama dari yang seharusnya. Kalau diingat, banyak clue yang sebenarnya telah kulihat dan kupahami sebagai alasan untuk tak lagi berdiam di sisi ini.

Dan aku memilih abai.

Bukan lupa, sebagaimana alasan klise manusia pada umumnya.

Karena beranjak dari sana terasa jauh lebih sulit. Mungkin, tersebab titik-titik hitam dalam hati mulai berkumpul menjadi noda. Pekat dan tidak mudah dihilangkan. Mengakar sambil memanipulasi logika dan kesadaran. Akhirnya, aku memilih hal yang mudah, yaitu abai. Tidak tertarik dengan berbagai akibat yang akan datang karena apa yang aku kerjakan sekarang. Menutup mata dan menolerir kebanyakan hal yang dilakukan meski saat itu aku tahu bahwa banyak bukan berarti benar.

Apakah egois dan arogan ketika aku merasa hidup terlalu kompleks untuk ditutup segala kesenangan duniawi di dalamnya?

Atau apakah bodoh ketika dengan sadar mengabaikan berbagai petunjuk yang sudah diperlihatkan karena diri ini merasa itu terlalu sulit dan rumit bahkan sebelum melakukannya?

Sepertinya untuk aku, itu adalah keduanya.

Leave a comment